Maraknya pembajakan atau pemalsuan merek yang menyasar produk lokal kian tak terkendali. Kendati proses hukum sudah dilakukan, aksi pembajakan atau pemalsuan merek sulit dihentikan, bak jamur di musim hujan.
Regional Sales Manager Rabbani Area Jawa Barat, Memet Pardiansyah, mengatakan bahwa produk kerudung sekolah Rabbani adalah salah satu yang paling banyak dibajak atau dipalsukan. Hal itu tidak terlepas dari popularitas produk tersebut di kalangan murid sekolah dan orang tua siswa. “Saat ini produk kerudung sekolah memberikan kontribusi hingga 80% bagi Rabbani. Banyak murid dan orang tua murid yang memilih produk kerudung sekolah Rabbani untuk seragam sekolah,” ujar Memet di Rabbani Jalan Buahbatu, Bandung, Kamis 10 November 2016.
Posisi kerudung sekolah Rabbani sebagai market leader, menurut dia, membuat banyak pihak tergiur untuk menjiplak desain lengkap dengan logo Rabbani. Kalaupun tidak persis sama, dikatakan Memet, ada juga yang menggunakan logo sangat mirip dengan Rabbani, hingga bisa mendorong konsumen untuk menganggapnya sebagai produk Rabbani.
“Kalau hanya menjiplak modelnya saja, tidak diktegorikan pembajakan. Kami tidak mempersoalkan mereka. Persoalannya banyak yang menjiplak logo atau membuatnya sangat mirip. Ini yang dikategorikan pembajakan,” katanya.
Untuk memberantas aksi pemalsuan atau pembajakan tersebut, menurut dia, Rabbani sudah menempuh jalur hukum. Sejumlah produsen dan toko yang terbukti melakukan pelanggaran sudah dilaporkan kepada pihak ang berwajib. Diantara mereka ada yang sudah mendapatkan sanksi dan ada juga yang masih dalam proses hukum. “Ada yang tokonya, ada juga yang produsennya. Beberapa produk palsu itu kan hadir karena permintaan toko. Merk kami sudah terdaftar dan sudah dipatenkan,” katanya di sela promosi diskon 75% sepanjang November untuk sejumlah produk Rabbani.
Produk kerudung sekolah palsu Rabbani, menurut dia, ada yang dijual mulai dari harga Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Sedangkan produk asli berada pada rentang harga Rp 60.000-Rp 80.000 per buah. “Sebenanya tidak sulit untuk membedakan produk asli dan palsu. Dari kualitas bahan juga jauh berbeda. Konsumen sendiri sudah cukup teredukasi,” katanya.
Sayangnya, menurut dia, mata rantai pembajakan atau pemalsuan tak kunjung putus. Hingga saat ini pemalsuan produk unggulan Rabbani masih terus terjadi. Namun, ia mengaku belum mengetahui secara pasti berapa besar potensi kerugian yang ditimbulkan.
“Yang pasti cukup besar. Kami sendiri sudah memperbanyak gerai dan mitra hingga ke tingkat kecamatan, sebagai upaya untuk memutus rantai pembajakan atau pemalsuan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Memet juga mengeluhkan belum kunjung selesainya proses penggalian trotoar. Ia mengaku, akibat proyek tersebut dua bulan terakhir ini omzet Rabbani anjlok hingga separuhnya.
Ia mengaku sudah mengadukan hal tersebut kepada Wali Kota Bandung melalui media sosialnya. Menurut dia, wali kota sudah berjanji untuk menyelesaikan proyek tersebut secepatnya. “Harapan kami bisa secepatnya selesai. Sebagai upaya untuk mencegah semakin dalamnya penurunan tingkat kunjungan, kami lakukan promo seperti yang saat ini sedang berlangsung,” katanya.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2016/11/10/rabbani-keluhkan-maraknya-pembajakan-merek-mereka-384462
Demikian Berita tentang “Rabbani Keluhkan Maraknya Pembajakan Merek Mereka” Semoga bermanfaat bagi kita semua, Salam sehat selalu AMIN..
*“PENGACARA MUSLIM”*
SOLUSI ISLAMI
Head Office:
Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 46 A Garuntang, Teluk Betung Selatan,Bandar Lampung
Telp: (0721) 476113 Fax: (0721) 476113,704471,787806
Branch Office:
Jl. Monjali (Nyi Tjondroloekito) No 251, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta